Puri coffee berasal dari kata PURI yang artinya Istana atau Kerajaan di Pulau Bali, Pusat kerajaan Bali berada di Kabupaten Klungkung, namun dibeberapa daerah didirikan Kerajaan Kecil untuk mengamankan atau untuk menguasai teritorial. Puri Den Bukit adalah Puri yang terletak di daerah Pegunungan di tengah – tengah pulau Bali. Puri Den Bukit saat ini adalah tempat Perkebunan dan Produksi Puri coffee.
Puri coffee adalah salah satu merek kopi dari Bali yang berlokasi Kebun berada Pegunungan Danau Buyan atau tepatnya di “Due Asah Gede Puri Gede Denbukit Pancasari” tepatnya 3 km dari Pura Bedugul.
Rathu Agung Aditya adalah generasi kelima dari Buyutnya yang sudah menanam kopi sejak era Belanda sekitar tahun 1700 an. Sejak usia tujuh tahun Rathu Agung sudah asik bermain di kebun Kopi miliknya.
Mewarisi Kebun dari warisan Buyutnya, kini hasil panennya diolah menjadi produk oleh-oleh untuk pasar Turis yang datang ke Bali.
==============================================================================
Puri Kopi is derived from the word PURI which means the Palace or Kingdom on the Island of Bali, the Center of the Kingdom of Bali in Klungkung Regency, but some regions have established a Small Kingdom to govern or regulate the area. Denboekit Castle is a castle located in the mountains in the middle of the island of Bali. Puri Denboekit is currently home to Puri Coffee Plantation and Production.
Puri Kopi is one of the coffee brands from Bali located in the Kebun Kebun. Buyan or invited to “Because Asah Gede, Puri Gede, Denbukit Pancasari”, is 3 km from Bedugul Temple.
Rathu Agung Aditya is the generation from his great-grandfather who has been growing coffee since the Dutch era since the 1700s. Since the age of seven, Rathu Agung has been playing in his Kopi Kebun.
Inheriting the Garden from its great-grandfather’s heritage, now the harvest is processed into souvenirs for the tourist market coming to Bali.